Selasa, 15 Desember 2015

ARTIKEL ILMIAH (KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA SECARA FONOLOGI)



KESALAHAN DALAM BERBAHASA INDONESIA
SECARA FONOLOGI

Ulya Nafiah
5302414079

Abstrak : Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung dengan sesamanya. Dalam berinteraksi dengan menggunkan bahasa, khususnya bahasa Indonesia haruslah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar agar pesan yang ingin disampaikan dapat dimengerti dan dipahami oleh sesamanya dengan baik dan benar. Namun tidak semua pengguna bahasa Indonesia dapat menggunakan dan menerapkan kaidah yang telah ditetapkan dengan semestinya. Masih terdapat kesalahan dalam berbahasa, terlebih pada saat pelafalan bahasa. Kesalahan pelafalan bahasa dapat disebut dengan fonologi yang mana penyebab dari kesalahan ini berupa perubahan fonem, bunyi diftong, kluster dan kesalahan pemenggalan kata. Dengan mempelajari tentang kesalahan berbahasa Indonesia secara fonologi, akan dapat diketahui kesalahan-kesalahan yang terjadi dan dapat melakukan pembenaran, serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 
Kata kunci : kesalahan berbahasa, baik dan benar, fonologi.
PENDAHULUAN
            Bahasa mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sebab bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi anatara satu dengan yang lainnya, mulai dari keluarga, masyarakat hingga dalam kehidupan bernegara. Bahasa sendiri dapat tersusun dari simbol lisan yang dipakai oleh sekelompok masyarakat untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung antar sesamanya. Dengan bahasa, seseorang dapat menuangkan ide atau pendapat serta semua yang ingin disampaikan agar lawan bicara mengerti dan memahami maksud yang ingin disampaikan. Sebagai alat komunikasi bahasa memang sangat beragam. Antar satu negara dengan negara yang lain pasti memiliki bahasa yang berbeda, begitu juga Indonesia yang memiliki ragam bahasa, ada bahasa jawa, bahasa sunda, dan masih banyak bahasa daerah lain di Indonesia. Dan setiap daerah mempunyai dialeg dan logat bahasa yang berbeda-beda, hal tersebut dapat menyebabkan kesalahan dalam berbahasa indonesia yang baik dan benar.
            Semakin berkembangnya zaman, pengguna bahasa sering terkontaminsi dengan bahasa asing maupun bahasa daerah yang mana hal tersebut dapat menyebabkan kesalahan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesalahan dalam berbahasa sering terdeteksi dalam bunyi bahasa atau pembicaraan yang digunakan pengguna bahasa dalam mengucapkan suatu bunyi. Masalah kesalahan berbahasa Indonesia merupakan permasalahan dimana kurang tepatnya dalam menerapkan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesalahan berbahasa ini sering terjadi pada setiap pemakai bahasa.
            Oleh karena itu, perlu dipelajari kembali agar pengguna bahasa Indonesia dapat berbahasa Indonesia secara baik dan benar sesuai kaidah yang berlaku.
            Rumusan masalah dalam penulisan karya tulis ini sebagai berikut (1) Apa saja kesalahan yang terjadi dalam berbahasa Indonesia dalam tataran fonologi?  (2) Apa saja sumber kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi? (3) Bagaimana upaya yang dilakukan untuk meminimalkan kesalahan?
            Tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah (1) untuk mengetahui kesalahan yang terjadi dalam berbahasa Indonesia dalam tataran fonologi (2) untuk mengetahui sumber kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi (3) untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan kesalahan.
            Setelah mengetahui tata cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, diharapkan para pengguna bahasa dapat menerapkan tata cara tersebut dalam kehidupan sehari-hari serta agar pengguna bahasa dapat terhindar dari kesalahan dalam menggunakan bahasa Indonesia.
KAJIAN TEORETIS
1.      Pengertian Kesalahan Berbahasa Indonesia
            “Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu” Tarigan (1997) dalam Indihadi (2010: 5).
            “Kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang tidak diinginkan (unwanted form) khususnya suatu bentuk tuturan yang tidak diinginkan oleh penyusun program dan guru pengajaran bahasa” H. V. George dalam Ainun Salimah (2013).
2.      Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Indihadi (2010: 2) menyimpulkan “bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-kaidah (tata bahasa) dalam kebahasaan”.
3.      Pengertian Fonologi
            Kesalahan bidang fonologi menurut Markamah (2010, 76-77) dalam Tri Maulida Wijayanti (2012: 2) adalah “kesalahan yang berhubungan dengan pelafalan dan penulisan bunyi bahasa”.
            “Fonologi dimaknai sebagai ilmu tentang bunyi bahasa, terutama yang mencakup sejarah dan teori perubahan bunyi” Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988: 244) dalam Ainun Salimah (2013).
            “Secara etimologi istilah “fonologi” ini dibentuk dari kata “fon” yang bermakna “bunyi” dan “logi” yang berarti “ilmu. Jadi, secara sederhana dapat dikatakan bahwa fonologi merupakan ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada umumnya” Verhaar (1984: 36) dalam Ainun Salimah (2013).
            “Fonologi adalah bidang linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya” Harimurti (2009: 63) dalam Misnawati (2014).
METODE PENELITIAN
            Metode penelitian merupakan metode pengumpulan data dan metode analisis data. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakana metode pustaka berdasarkan pada buku dan karya ilmiah yang telah melakukan penelitian sebelumnya.
            Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode kualitatif dengan mencari contoh-contoh kata kesalahan berbahasa Indonesia pada tataran fonologi serta memberikan contoh yang benar.
            Pada saat pengambilan materi berfokus pada pengertian bahasa Indonesia yang baik dan benar, kesalahan berbahasa, kesalahan-kesalahan secara fonologi, sumber kesalahan berbahasa secara fonologi, serta upaya untuk mengurangi kesalahan yang terjadi.
            Dalam kesalahan berbahasa Indonesia pada tataran fonologi penyebab terjadinya kesalahan adalah berasal dari perubahan fonem, bunyi diftong, kluster dan pemenggalan kata.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kesalahan dalam Berbahasa Indonesia pada Tataran Fonologi
Sebagaian besar kesalahan berbahasa Indonesia pada tataran fonologi berkaitan dengan pengucapan. Tentu saja bila kesalahan berbahasa lisan ini dituliskan maka akan menjadi kesalahan dalam bahasa tulis. Ada berbagai kesalahan berbahasa Indonesi dalam tataran fonologi. Misal, kata akan diucapkan akén, harap diucapkan harép, garam diucapkan garém, pinjam diucapkan pinjém  menunjukkan penyebab kesalahan fonem /a/ diucapkan /é/. Kata keliru diucapkan keleru, ilmu diucapkan elmu, indonesia diucapkan endonesia, air diucapkan aer menunjukkan penyebab kesalahan fonem /i/ diucapkan /e/. Kata ké mana diucapkan kemana, déngan diucapkan dengan, bérapa diucapkan berapa, téman diucapkan teman menunjukkan penyebab kesalahan fonem /é/ diucapkan /e/. Kata peka diucapkan péka, mega diucapkan méga, lengah diucapkan léngah menunjukkan penyebab kesalahan fonem /e/ diucapkan /é/. Kata belut diucapkan belot, burung diucapkan burong, juang diucapkan juong menunjukkan penyebab kesalahan fonem /u/ diucapkan menjadi /o/. Kata kokoh diucapkan kukuh, pohon diucapkan puhun, obat diucapkan ubat menunjukkan penyebab kesalahan fonem /o/ diucapkan menjadi /u/. Kata pantai diucapkan pante, petai diucapkan pete, santai diucapkan sante menunjukkan penyebab kesalahan fonem /ai/ diucapkan menjadi /e/. Kata kalau diucapkan kalo, autodidak diucapkan otodidak, autograf diucapkan otograf, autografi diucapkan otografi menunjukkan bahwa kesalahan berbahasa itu disebabkan bunyi diftong /au/ diucapkan sebagai /o/. Penambahan fonem /h/ di depan, di tengah, atau di akhir kata seperti kue diucapkan kueh, sepeda diucapkan sepedah, saya diucapkan sayah. Kata syiar diucapkan siar, syukur diucapkan sukur, syal diucapkan sal menunjukkan penyebab kesalahan fonem kluster /sy/ diucapkan menjadi /s/. Kata pendidikan diucapkan pendidi?an, kedudukan diucapkan kedudu?an, kelayakan diucapkan kelaya?an menunjukkan penyebab kesalahan fonem /k/ diucapkan menjadi bunyi hambat glotal /?/. Kata ace diucapkan ase menunjukkan penyebab kesalahan fonem /c/ diucapkan menjadi /se/. Hal yang hampir sama terdapat dalam pengucapan aktif menjadi aktiv, variasi menjadi fariasi menunjukkan penyebab kesalahan fonem /f/ diucapkan menjadi /p/. Kata variasi diucapkan pariasi, televisi diucapkan telepisi, vermak diucapkan permak menunjukkan penyebab kesalahan fonem /v/ diucapkan menjadi /p/. Kata zakat diucapkan jakat, zaman diucapkan jaman, zaitun diucapkan jaitun menunjukkan penyebab kesalahan fonem /z/ diucapkan menjadi /j/. Kata zat diucapkan sat menunjukkan penyebab kesalahan fonem /z/ diucapkan menjadi /s/. Kata khawatir diucapkan hawatir, akhir diucapkan ahir, akhlak diucapkan ahlak menunjukkan penyebab kesalahan fonem /kh/ diucapkan menjadi /h/. Kata kuartal diucapkan kwartal, kualitas diucapkan kwalitas, kualifikasi diucapkan kwalifikasi menunjukkan penyebab kesalahan fonem /u/ diucapkan atau dituliskan menjadi fonem /w/. Kata apotek diucapkan apotik, magnet diucapkan magnit, apoteker diucapkan apotiker menunjukkan penyebab kesalahan fonem /e/ diucapkan menjadi /i/. Penyebab lain dalam kesalahan berbahasa Indonesia pada tataran ini adalah penghilangan atau penambahan fonem tertentu. Misal, menghilangkan fonem /k/ pada kata maklum diucapkan malum, bapak diucapkan bapa, bakso diucapkan baso. Kata gaji, sila, dan biji diucapkan dan dituliskan menjadi gajih, silahkan, dan bijih (besi). Atau kata hilang, haus, dan hembus diucapkan dan dituliskan menjadi ilang, aus, dan embus.
Pengucapan dan penulisan tidak selalu sama dalam bahasa Indonesia. Hal ini terbukti dalam pemenggalan kata. Bila bahasa ujaran yang dijadikan patokan maka kata belajar dapat dipenggal menjadi bela-jar, be-lajar, atau be-la-jar. Namun ternyata pemenggalan tersebut salah dan yang benar adalah bel-ajar, bela-jar, atau be-a-jar. Kata kelanjutan diucapkan kelan-ju-tan tetap pemenggalan atas suku katanya adalah ke-lan-jut-an.
Terdapat kesalahan lain yang dapat menjadi contoh sebagai kesalahan dalam pemenggalan kata. Misal, pemenggalan kata tunggal (tak berimbuhan), jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua vokal tersebut. Misalnya: seharusnya ma-in menjadi mai-n, ma-af menjadi maa-f. Pemenggalan kata yang terddapat huruf diftong tidak pernah dipisah. Jika di tengah terdapat konsonan yang diapit oleh dua vokal maka pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan, misal kata bapak, seharusnya ba-pak menjadi bap-ak, bar-ang menjadi ba-rang. Jika di tengah kata ada konsonan rangkap maka pemenggalan di antara konsonan rangkap itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan, misalnya kh, ny, ng. Kata mandi dipenggal salah menjadi ma-ndi yang seharusnya dipenggal man-di. Jika di tengah kata terdapat tiga konsonan, maka pemenggalan kata dilakukan di antara konsonan pertama dan kedua. Kata instrumen dipenggal menjadi ins-tru-men dan yang benar adalah in-stru-men. Imbuhan awalan dan akhiran, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian garis. Misal, kata makanan dipenggal maka-nan seharusnya makan-an. Pada kata bersisipan, dalam bahasa Indonesia jumlahnya tidak begitu banyak karena pemakaian sisipan –el, -em, dan –er tidak produktif. Misal, kata telunjuk dipenggal t-el-unjuk yang seharusnya te-lun-juk, te-lunjuk, telun-juk. Kata yang berawalan ber-, be-, bel- dipenggal sebagai berikut, misal kata berubah dipenggal menjadi ber-ubah, kata berakhir dipenggal menjadi ber-akhir. Kata berawalan pen- misalnya kata pemakai dipenggal pe-makai, kata pembawa dipenggal pem-bawa. Kata berafiksasi memper-kan pada kata memperadabkan dapat dipenggal menjadi mem-per-a-dab-kan, memper-adabkan, mempera-dabkan, memperadab-kan, mem-peradabkan. Kata berafiksasi gabungan keber-an misalnya kata keberangkatan dapat dipenggal menjadi ke-ber-ankat-an, keber-angkatan, keberang-katan, ke-berangkatan. Kata berafiksasi gabungan kese-an dapat dipenggal menjadi keseimbangan dapat dipenggal menjadi ke-se-im-bang-an, ke-seimbangan, kese-imbangan, keseimbang-an. Kata berafiksasi gabungan penye-an pada kata penyetaraan dapat dipenggal menjadi pe-nye-ta-ra-an, pe-nyetaraan, penye-taraan, penyeta-raan, penyetara-an. Kata berafiksasi gabungan diper-an pada kata diperlihatkan dapat dipenggal menjadi di-per-li-hat-kan, di-perlihatkna, diper-lihatkan, diperli-hatkan, diperlihat-kan.  
Sumber Kesalahan Berbahasa Indonesia dalam Tataran Fonologi
            Sumber kesalahan berbahasa Indonesia dalam tataran fonologi  antara lain: fonem, diftong, kluster, dan pemenggalan kata. Sumber kesalahan ini terdapat pada tataran berikut.
1.      Fonem /a/ diucapkan menjadi /e/.
2.      Fonem /i/ diucapkan menjadi /e/.
3.      Fonem /e/ diucapkan menjadi /é/.
4.      Fonem /é/ diucapkan menjadi /e/.
5.      Fonem /u/ diucapkan menjadi /o/.
6.      Fonem /o/ diucapkan menjadi /u/.
7.      Fonem /c/ diucapkan menjadi /se/.
8.      Fonem /f/ diucapkan menjadi /p/.
9.      Fonem /k/ diucapkan menjadi /?/ bunyi hambat glotal.
10.  Fonem /v/ diucapkan menjadi /p/.
11.  Fonem /z/ diucapkan menjadi /j/.
12.  Fonem /z/ diucapkan menjadi /s/.
13.  Fonem /kh/ diucapkan menjadi /k/.
14.  Fonem /u/ diucapkan atau ditulis menjadi /w/.
15.  Fonem /e/ diucapkan menjadi /i/.
16.  Fonem /ai/ diucapkan menjadi /e/.
17.  Fonem /sy/ diucapkan menjadi /s/.
18.  Kluster /sy/ diucapkan menjadi /s/.
19.  Penghilangan fonem /k/
20.  Penyimpangan pemenggalan kata.
Upaya yang dapat Dilakukan unuk Meminimalkan Kesalahan
Upaya yang dilakukan untuk meminimlakan kesalahan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah sebagai berikut.
1.      Memperhatikan fonem, diftong, kluster dan pemenggalan kata maupun kalimat dalam penggunaan bahasa Indonesia agar dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
2.      Banyak membaca dan mempelajari tentang kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
3.      Memoerbanyak waktu untuk mempeajari  tentang kaidah berbahasa Indonesia.
4.      Dilakukan sosialisasi untuk para pengguna bahasa Indonesia agar dapat menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah bahasa.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan tujuan penelitian, hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.    Kesalahan berbahasa Indonesia dalam tataran fonologi meliputi perubahan pengucapan fonem, penghilangan fonem, penambahan fonem, dan perubahan bunyi diftong.
2.    Sumber kesalahan berbahasa pada tataran fonologi terdapat pada perubahan fonem, baik pada pengucapan fonem, penambahan fonem, penghilangan fonem, dan perubahan bunyi diftong.
3.    Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kesalahan yaitu dengan memperbanyak membaca dan mempelajari tentang kaidah berbahasa yang baik dan benar.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, dapat ditemukan beberapa saran sebagai berikut.
1.    Untuk dapat berbahasa Indonesia yang baik dan benar dapat dimulai dengan belajar kaidah dan tata cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menjadi pengguna bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2.    Ditingkatkan lagi pemehaman dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar agar dapat menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah yang berlaku.



 DAFTAR PUSTAKA
Indihadi, Dian. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa. http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PEMBINAAN_BAHASA_INDONESIA_SEBAGAI_BAHASA_KEDUA/10_BBM_8.pdf. (diakses tanggal 29 November 2015)
Isnaini. Dian. Tahun. “Analisis Kesalahan Berbahasa Bidang Fonologi, Morfologi, Frasa, Klausa, dan Sintaksis”. https://www.academia.edu/11967171/ANALISIS_KESALAHAN_BERBAHASA_BIDANG_FONOLOGI_MORFOLOGI_FRASA_KLAUSA_DAN_SINTAKSIS. (diakses tanggal 29 November 2015).
Misnawati. 2014. ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN FONOLOGi.http://uirmisnawati.blogspot.co.id/2014/11/analisis-kesalahan-berbahasa-tataran.html.(diakses pada tanggal 12 Desember 2015).
Salimah. Ainun. 2013. “Analisi Kesalahan Berbahasa Indonesia dalam Tataran Fonologi”. http://ainunsalimah.blogspot.co.id/2014/05/analisis-kesalahan-berbahasa.html. (dikses tanggal 29 November 2015).
Wijayanti, Tri Maulida. 2012. Analisis Kesalahan Berbahasa Bidang Fonologi Cerpen Berdasarkan Peristiwa yang Dialami Siswa Kelas IXA SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. http://eprints.ums.ac.id/19175/2/BAB_I.pdf. (diakses pada tanggal 29 November 2015).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar